MUKOMUKO – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mukomuko dari fraksi Golkar, Karto, meminta masyarakat ikut terlibat dalam menciptakan pilkada damai yang mampu menciptakan situasi aman, tenang, dan damai dalam tahapan pilkada 2024.
Menurutnya, suasana damai bukan hanya saat proses pemilihan, dan proses kampanye, tapi damai dan sejuk tanpa ada keributan, hujatan maupun ujaran kebencian, juga harus sampai pada saat pelantikan.
“Mukomuko ada empat paslon, kemudian ditambah dua pasangan calon gubernur Bengkulu, kami berharap masyarakat dan paslon untuk terus menjaga kedamaian pada Pilkada, Alhamdulillah Pileg 2024 bisa kita lalui dengan baik tanpa ada keributan,” kata Karto, Minggu (10/10).
Adapun empat paslon yang akan berebut menjadi pemimpin di Mukomuko yakni Renjes Zethedy dan Rismanaji dengan nomor urut 1, Choirul Huda dan Rahmadi dengan nomor urut 2, Sapuan dan Wasri dengan nomor urut 3, serta Edwar Setiawan dan Ruslan dengan nomor urut 4.
Selain itu, Karto juga berharap kesuksesan Pilkada Mukomuko yang aman, damai dan lancar, mampu menjadi barometer Pilkada terbaik di Indonesia khususnya di Provinsi Bengkulu. Karena itu bisa menjadi kunci bahwa masyarakat Mukomuko kompak dan terus menjaga perdamaian yang sudah ada.
“Saya yakin Pilkada Mukomuko bisa berjalan dengan baik tanpa ada keributan apapun,” ujar Karto saat hadir di acara Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Mukomuko.
Politisi Golkar ini juga menambahkan kalau berkaca dari pengalaman Pileg 2024, ia sangat berkeyakinan tidak akan sulit untuk menyelenggarakan pilkada di Mukomuko, baik dengan aman, sukses, damai dan lancar.
“Semua itu kembali ke masyarakat sendiri dan paslon, makanya saya mengajak untuk terus menjaga apa yang sudah kita bangun, bahwa Pilkada itu hanya sesaat, jangan sampai beda pilihan malah menjadi keributan,” jelas Karto
Kendati begitu, Karto mengharapkan kepada masyarakat tidak ada yang golput, semua harus memilih. Karena dalam pilkada nanti akan memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan. “Kalau golput yang rugi kita juga,” tegasnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat untuk melawan politik uang dan hoaks, karena hoaks dan politik uang bisa membuat perpecahan di dalam masyarakat.
“Gara-gara politik uang dan hoaks itu bisa menimbulkan perpecahan, dan itu harus kita lawan, jangan sampai masyarakat malah terkotak-kotak ketika selesai pilkada,” beber Karto.
Pilkada, kata Karto merupakan pesta rakyat dalam memilih pemimpin, jangan sampai pesta itu malah menimbulkan permusuhan, sehingga yang harus diutamakan adalah persatuan dan kesatuan di antara sesama masyarakat. “Pilkada ini kita harus bergembira karena pilkada merupakan pesta demokrasi,” pungkasnya.(GEM/ADV)