Maka dari itu wilayah Kota Sibolga menjadi ramai sebagai tempat persinggahan kapal.
Pada abad ke-19 Belanda mulai memasuki kawasan kota ini dan membangun pertahanan berupa pelabuhan bongkar muat barang.
Namun siapa sangka pelabuhan tersebut justru berkembang pesat dan menjadi pusat perdagangan pada masa itu.
Pada masa pemerintahan Belanda, Sibolga juga memproduksi garam dalam jumlah besar, dalam sejarah telah terjadi asimilasi budaya di wilayah ini karena kedatangan berbagai suku bangsa.
Masyarakat setempat sepakat memberikan nama pulau tersebut dengan istilah Sibalga. Namun Sibalga merujuk pada pemimpin Sibolga yang memiliki perawakan tinggi besar yang kental akan aspek spiritual dan kharismatik.
Orang pesisir yang mendiami kawasan ini menyebutnya dengan nama Siboga, orang Jepang menyebut daerah ini dengan nama Sibagura, sedangkan orang Inggris dan Belanda mengucap dengan istilah Sibaoga.
Berawal dengan ucapan-ucapan ini kini kota yang berada di Pulau Sumatera dinamakan dengan Sibolga.(RJR)