NASIONAL – Persyarikatan Muhammadiyah ternyata memiliki kampus berbasis mahasiswa non muslim di kawasan Indonesia Timur. Setidaknya, organisasi Islam yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan memiliki 8 kampus yang mayoritasnya beragama non muslim seperti Kristen dan Katolik.
Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menyebut sudah ada delapan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang masuk dalam kategori Kampus Krismuha singkatan dari Kristen Muhammadiyah.
Adapun PTM yang dimaksud, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Universitas Muhammadiyah Sorong, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Manokwari, Universitas Muhammadiyah Papua di Jayapura, Universitas Muhammadiyah Kupang, STKIP Muhammadiyah Kalabahi di Alor, Universitas Muhammadiyah Maumere, dan Universitas Muhammadiyah Manado.
“Meski mayoritas mahasiswanya adalah beragama Kristen dan Katolik, mereka hafal “lagu kebangsaan” Muhammadiyah, Sang Surya yang selalu dinyanyikan pada acara-acara formal tertentu,” ungkap Sayuti seperti dilansir laman resmi Persyarikatan Muhammadiyah, Sabtu (6/12).
Mars Muhammadiyah dimaknai sebagai sebuah lagu, tidak mencampuradukkan urusan keimanan. Beberapa kampus Krismuha bahkan tak jarang yang mendatangkan pendeta atau dosen khusus untuk memberikan kuliah agama Kristen bagi mereka.
Terkait pertanyaan netizen apakah di PTM tersebut terdapat bangunan gereja, kata Sayuti belum ada karena di dekat kampus-kampus tersebut sudah ada gereja, sehingga tidak perlu dibangun gereja lagi. “Tidak ada gereja, karena tidak jauh dari kampus sudah ada gereja,” ungkap Sayuti.
Selanjutnya, Sayuti menyampaikan terima kasih Persyarikatan kepada seluruh masyarakat di daerah tempat kampus-kampus Krismuha tersebut berada. Sebab, meski kampus Muhammadiyah berbasis Islam, namun mereka menerima kehadiran kampus-kampus Muhammadiyah dan mempercayakan anak-anak mereka untuk menempuh pendidikan di kampus tersebut.
“Jujur saja ini sangat mengharukan bagi kami, mereka sangat terbuka menerima kehadiran kampus-kampus Muhammadiyah. Tujuan kami semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa kita,” pungkas Muhammad Sayuti.
Editor : Melisa