MUKOMUKO – Pelaksanaan rangkaian kegiatan Haflah Akhirussanah dan Pengajian Akbar Pondok Pesantren Al Fattah Nailul Anwar, Desa Sari Makmur Kecamatan Air Dikit, Kabupaten Mukomuko, yang berlangsung selama empat hari empat malam, resmi berakhir.
Adapun rangkuman kegiatan menjelang acara puncak, yakni menggelar pengajian akbar dengan menghadirkan penceramah kondang dari Lampung yakni Romo K.H. Muhayyat. Kemudian, diisi dengan kegiatan Festival Kuda Lumping, bazar UMKM dan Festival Hadroh dengan menghadirkan juri juri yang profesional dan independen.
Pada acara puncak Pengajian Akbar, lautan manusia memadati kompleks lapangan pondok pesantren Al Fattah Nailul Anwar. Dan pada hari itu, Desa Sari Makmur Kecamatan Air Dikit benar benar menjadi lautan manusia.
Hal ini diungkapkan salah satu warga, Mbah Dadi kepada awak media ini “Dalam sejarah saya berada di desa ini, baru kali ini desa kami benar benar menjadi lautan manusia, akses jalan lalu lintas macet total berkat kehadiran pondok pesantren Al Fattah Nailul Anwar. Para pedagang UMKM juga merasakan berkah rezeki dari momen momen kegiatan haflah akhirussanah ini,” ujarnya, Senin (27/5)
Terpisah, Ketua Panitia Haflah Akhirussanah, Markisdi, juga menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan konsep membangun kemandirian umat dan lembaga pendidikan, makanya kita tampilkan bazar UMKM dan pelaksanaan kegiatan juga atas prakarsa kemandirian panitia, tanpa support dari pemerintah mana pun.
“Alhamdulillah berjalan sangat sukses meskipun harus ada pembenahan pada beberapa hal,” singkatnya.
Di sela sela acara puncak pengajian Akbar, pengasuh pondok pesantren AFNA, Gus Huda juga menyampaikan rasa puji syukur Alhamdulillah, berkat dukungan dan doa semua pihak, acara dapat berjalan dengan meriah, unik dan spektakuler.
“Uniknya, kita pondok pesantren bisa menampilkan festival kuda lumping dan bazar UMKM. Kami hanya ingin menekankan bahwa pola dakwah itu tidak bisa memilah-milah kelompok tertentu saja, tapi bagi kami semua harus dirangkul dan diberikan pemahaman keagamaan secara perlahan,” sampainya.
Lebih lanjut, Gus Huda mengajak masyarakat agar melestarikan kesenian budaya bangsa dengan mengenalkan nilai-nilai keagamaan. Baginya, dakwah bisa masuk dari segala lini.
“Kuda lumping itu kesenian budaya bangsa, harus kita rawat dan kita uri-uri biar tetap lestari sambil kita kenalkan nilai nilai keagamaan. Jika tidak kita mulai sejak dini, maka kuda lumping akan menjadi hal tabu masuk ke pondok pesantren. Intinya dakwah itu harus masuk kepada semua lini kehidupan umat,” ungkap Gus Huda dengan nada kalem.
Pada kesempatan yang sama, ketua PC GP Ansor Kabupaten Mukomuko, Mastur Habib yang terlibat aktif dalam rangkaian kegiatan juga menyampaikan kegiatan haflah ponpes AFNA benar benar meriah, unik dan spektakuler.
“Alhamdulillah berjalan lancar dan kami juga menurunkan kekuatan personil organik Banser untuk pengamanan acara dimaksud. Alhamdulillah pesantren AFNA menjadi lautan manusia pada acara puncaknya,” demikian Habib.
Dalam acara puncak tersebut, hadir Staf Ahli Bidang Pemerintahan Politik dan Hukum Pemprov Bengkulu mewakili Gubernur Bengkulu, Kapolres Mukomuko dan Dandim 0428/MM serta Seluruh Kyai pengasuh pondok pesantren se Kabupaten Mukomuko.(ADV)