MUKOMUKO – Suasana meriah menyelimuti Desa Padang Gading, Kecamatan Sungai Rumbai, pada Minggu (20/10) saat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mukomuko, Choirul Huda – Rahmadi menggelar kampanye tatap muka. Acara tersebut dihadiri ratusan masyarakat Desa Padang Gading yang merindukan kembali sosok Choirul Huda menjadi Bupati Mukomuko.
Choirul Huda, S.H , Ketua DPD II Partai Golkar Mukomuko sekaligus calon Bupati Mukomuko, membuka acara dengan sambutan penuh semangat. Ia menekankan pentingnya menjaga silaturahmi dengan masyarakat. Dimana, Choirul Huda dikenal sebagai pemimpin yang selalu hadir dan dekat dengan masyarakat, baik saat menjabat Bupati maupun saat tidak menjabat Bupati.
“Pemimpin itu harus menjadi pelayan masyarakat. Pembangunan jalan, silaturahmi dengan masyarakat harus tetap berjalan. Jadi, jangan halangi saya saat ingin hadir di tengah-tengah masyarakat,” teriaknya dengan menggebu-gebu.
Kendati begitu, Choirul Huda mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya Desa Padang Gading, untuk membangun sebuah kebersamaan menuju Mukomuko maju. Ia pun mengajak masyarakat agar memilih pemimpin yang dikenal dan tahu karakternya.
“Milih pemimpin itu, yang dikenal dan tau karakternya seperti apa di tengah masyarakat. Mari kita bangun sebuah kebersamaan dalam menuju Mukomuko maju,” ujarnya.
Sementara itu, Mantan Kades Padang Gading, Sutedjo, mengatakan bahwa masyarakat menginginkan pemimpin yang bukan hanya pandai dan kaya, namun masyarakat membutuhkan pemimpin yang pandai bermasyarakat seperti sosok Choirul Huda.
“Kita mencari orang pintar, orang pandai itu banyak. Tapi untuk membangun yang sifatnya bisa bermasyarakat, itu belum terwujud seperti sosok Choirul Huda,” ungkapnya.
Sutedjo pun sedikit menyinggung terkait silaturahmi pemimpin yang terputus dengan masyarakat, sejak Choirul Huda tidak menjabat. Sosok Choirul Huda di puji Sutedjo, karena bisa menjaga silaturahmi dengan masyarakat, baik saat menjabat maupun tidak menjabat Bupati Mukomuko.
“Jujur secara pribadi, sebagai masyarakat kami berhak mengkritisi. Maka dari itu ada kalimat untuk apa memilih dan dipilih. Secara pembangunan, pemimpin yang sekarang berjalan sama seperti saat Choirul Huda menjabat Bupati, namun silaturahmi dengan masyarakat terputus sejak Choirul Huda tidak menjabat,” demikian Sutedjo (*)